Belajar jadi Guru

Archive for December 2010


Download:

ARTIKEL KONSEPTUAL

ARTIKEL PENELITIAN

ARTIKEL PENELITIAN-2

ARTIKEL PENELITIAN PEDAGOGIK

KAIDAH BAHASA KTI

 

Sumber:  TOT Guru Bahasa Inggris SMK 2010 LPMP Jawa Tengah


Download:

 

TOT GURU MATA PELAJARAN  YANG DIUN-KAN

PENULISAN PREDIKSI SOAL UN

MATEMATIKA SMA

Oleh:

Iwan Junaedi

 

DINAS PENDIDIKAN

PROVINSI JAWA TENGAH

2010

  1. I. PENDAHULUAN

A.  Rasional

Setiap tahun sekolah/madrsah pada setiap jenjang satuan pendidikan melaksanakan hajat besar, yakni UN/UNAS untuk SMP/MTs/SMA/MA/SMK, dan UASBN untuk jenjang SD/MI. Hajat besar ini disiapkan oleh pemerintah dan sekolah jauh-jauh hari. Pemerintah/sekolah menghendaki hajat besar dan tahunan ini bisa sukses dengan hasil baik/memuaskan.

Salah satu bentuk untuk sukses ujian nasional adalah menyiapkan peserta didik untuk mengenali soal-sol UN atau soal-soal yang dibuat setara dengan soal UN.  Untuk itu perlu diupayakan agar guru-guru di sekolah memiliki kemampuan membuat (menyusun) soal yang setara dengan soal UN atau yang disebut dengan soal prediksi UN.

Untuk  menyusun soal yang baik, si penyusun perlu memiliki pengetahuan tentang cara menulis soal. Makalah ini mencoba mengkaji tetang cara menulis soal/menulis prediksi soal mata pelajaran matematika SMA/SMK. Kegiatan TOT penulisan soal prediksi ini lebih ditekankan pada praktik menulis soal-soal prediksi, karena teori-teori yang terkait dengan teknik penulisan soal, analsis SKL dan butir soal, dan penyusunan prediski, membuat indkator telah kaji pada materi-materi sebelumnya (materi-materi TOT yang lain)

B.  Tujuan

Tujuan dari TOT  ini adalah: (1) peserta memahami teknik penulisan soal prediksi UN, (2) menghasilkan  paket prediksi soal UN Mapel Patematika 2011.

  1. Prasyarat

Peserta pelatihan memiliki SKL UN 2010/2011  (jika belum punya menggunakan SKL tahun 2009/2010), Sandar Isi (SK-KD), dan menguasai bahan ajar yang sesuai dengan SKL, SK-KD mata pelajaran matematika SMA.

  1. Strategi Pelatihan

Strategi yang digunakan dalam pelatihan ini adalah sebagai berikut.

  1. Diskusi.
  2. Sharing Ideas
  3. Praktik menyusun soal prediksi.

 

II. URAIAN MATERI

  1. Prinsip Penulisan Soal

Dalam menyusun soal, penyusun soal  atau penulis soal perlu memperhatian beberapa prinsip dan kaidah dalam menulis soal.  Beberapa prinsip yang harus menjadi perhatian bagi penulis soal adalah sebagai berikut.

  1. Valid.
  2. Reliabel
  3. Fair (tidak merugikan pihak tertentu)

A. Jujur (Honesty)

-Tingkat kesukaran soal = kemampuan peserta didik

-Tidak menjebak

-Materi yang diujikan sesuai dengan jenis tes dan bentuk

soal yang digunakan

-Menetapkan penskoran yang tepat

B. Seimbang (Balance):

-Materi yang diujikan = materi yang diajarkan

-Waktu untuk mengerjakan soal sesuai

-Mengurutkan soal dari yang mudah – sukar

-Mengurutkan level kognitif dari yang rendah – tinggi

– Mengurutkan/mengelompokkan jenis bentuk soal yang

digunakan

C. Organisasi

-Jelas petunjuk dan perintahnya

-Urutan materi dalam tes =  urutan materi yang diajarkan

Layout soal jelas dan mudah dibaca

-Penampilan profesional.

  1. Transparan

Jelas  yang diujikan, perintah, dan criteria penskorannya

  1. Autentik,  berhubungan dengan pengalaman belajar peserta didik dan sesuai dengan dunia riil/nyata.
  2. Kaidah Penulisan Soal Pilihan Ganda

Karena paket soal yang akan kita susun adalah pilihan ganda, maka dalam makalah ini hanya akan mengkaji tentang kaidah penulisan bentuk soal pilihan ganda.  Ada tiga hal yang menjadi fokus dalam menulis soal bentuk pilohan ganda, yaitu (a) materi, (b) konstruksi, dan (c) bahasa .

1. Materi

Berkaitan dengan materi, dalam  menulis  soal pilihan ganda memiliki kaidah sebagai berikut.

  1. Soal harus sesuai dengan indikator.

Ini berarti bahwa soal harus menanyakan perilaku dan materi yang hendak diukursesuai dengan tuntutan indikator.

  1. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari  segi materi.

Ini berarti semua pilihan jawaban harus berasal dari materi yang sama seperti yang terkandung dalam pokok soal, penulisannya harus setara, dan semua pilihan jawaban harus berfungsi.

  1. Setiap soal harus mempunyai satu  jawaban yang  benar (atau  paling benar).

Artinya satu soal hanya mempunyai satu kunci  jawaban yang benar.

2. Konstruksi

Konstruksi soal untuk masing-masing jenis tes berbeda-beda. Berikut disajikan kaidah penulisan soal ditinjau dari konstruksinya untuk soal-soal pilihan ganda sebagai berikut.

  1. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.

Artinya kemampuan/materi yang hendak diukur/ditanyakan harus jelas, tidak menimbulkan pengertian atau penafsiran ganda atau berbeda dari yang dimaksud penulis soal maksudkan. Soal hanya mengandung satu persaoalan untuk setiap nomor. Bahasa yang digunakan harus komunikatif, sehingga mudah dimengerti siswa.

  1. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja.

Ini artinya apabila terdapat rumusan atau pernyataan yang sebetulnya tidak diperlukan maka rumusan atau pernyataan tersebut dihilangkan saja.

  1. Pokok soal jangan memberi petunjuk kearah jawaban yang benar.

Artinya pada pokok soal jangan sampai terdapat kata, frase atau ungkapan yang dapat member petunjuk kearah  jawban  yang benar.

  1. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat  negatif ganda.

Artinya pada pokok soal jangan sampai terdapat dua kata atau lebih yang mengandung arti negatif. Penggunaan kata negatif ganda dapat mempersulit  siswa dalam memahmai maksud soal.

  1. Panjang rumusan soal harus relatif sama.

Kaidah ini perlu diperhatikan karena ada kecenderungan siswa memilih jawaban yang paling panjang, karena seringkali jawaban yang panjnag itu lebih lengkap dan merupakan kunci jawaban.

  1. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan.

Penyusun soal hendaknya menghindari membuat pilihan “semua pilihan jawaban salah” atau “tiadk ada jawaban yang benar”.

  1. Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka, dan pilihan jawaban yang berbentuk angka yang disusun berdasarkan kronologis waktu harus disusun secara kronologis.

Pengurutan angka disusun dari yang paling kecil ke yang paling besar.

  1. Gambar, grfaik, tabel, diagram dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfingsi.

Artinya apa saja yang menyertai soal yang ditanyakan harus jelas, terbaca, dapat dimengerti oleh siswa. Sehingga apabila soal dapat dijawab tanpa melihat grafik/gambar/table maka grafik/gambar/table tidak perlu digunakan.

  1. Butir materi soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya. Ketergantungan pada soal sebelumnya menyebabkan siswa yang tidak dapat menjawab benar soal pertama menjadi tidak dapat menjawab benar soal berikutnya.

3. Bahasa

Penyusun soal di samping memperhatikan materi dan konstruksi soal harus mempertimbangkan aspek bahasa. Berikutv kaidah bahasa untuk penyususnan soal pilihan ganda.

  1. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
  2. Menghindari penggunaan bahasa setempat jika soal yang akan digunakan untuk daerah lain atau nasional.
  3. Pilihan jawaban jangan mengulang kata /frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian/ letakkan kata tersebut pada pokok soal.

 

C.  Teknik Perumusan Indikator Soal

1. Indikator Soal

Indikator soal dalam kisi-kisi merupakan pedoman dalam merumuskan soal yang akan disusun. Kegiatan perumusan  indikator  soal merupakan kegiatan akhir dalam penyusunan kisi-kisi. Untuk merumuskan indikator yang tepat,  harus diperhatikan isi kolom dalam kisi-kisi. Indikator yang baik adalah indikator yang dirumuskan secara singkat dan jelas.

Syarat indikator yang baik adalah :

  1. menggunakan kata kerja operasional (yang dapat diukur) yang tepat;
  2. menggunakan satu kata kerja operasional untuk soal obyektif; atau lebih dari satu kata kerja operasional untuk soal uraian/tes perbuatan;
  3. dapat dibuatkan soal atau pengecohnya (untuk soal obyektif)

Di dalam penulisan indikator soal, ada dua model yaitu :

  1. menempatkan kondisinya di awal kalimat, model ini dipergunakan untuk soal yang disesrtai dengan dasar pernyataan (stimulus), misalnya berupa sebuah kalimat, paragaraf, gambar, denah, grafik, kasus atau yang lainnya;
  2. menempatkan objek dan perilaku yang harus ditampilkan di awal kalimat, model ini dipergunakan untuk soal yang tidak disertai dengan dasar pertanyaan (stimulus)

2. Penyusunan Butir Soal

Butir-butir soal adalah  sesuatu instrumen penilaian yang di ambil dari kisi-kisi soal. Butir – butir soal mengacu pada kisi-kisi pembuatan soal. Sedangkan kisi-kisi soal disusun harus mencakup tiga domain yaitu : (1) Ranah proses berpikir (cognitive domain), (2) Ranah nilai atau sikap (affective domain), (3) dan Ranah ketrampilan (Psychomotor domain).

  1. Ranah Kognitif

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jejang yang paling tinggi. Keenam jenjang tsb: (1) Pengetahuan/hafalan/ingatan  (knowledge), (2) Pemahaman (comprehension), (3) Penerapan (application), (4) Analisis (analysis), (5) Sintesis (Synthesis) dan (6) Penilaian (evaluation).

Tingkat pengetahuan adalah kemampuan peserta untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, dan rumus-rumus.  Tingkat Pemahaman adalah kemampuan peserta untuk menengerti atau memahami seseuatu setelah sesuatu itu di ketahui dan diingat. Tingkat penerapan atau aplikasi adalah kemampuan peserta untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, teor-teori  dan lain-lain.  Tingkat Analisis adalah kemampuan peserta untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagianyang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian yang satu dengan yang lain. Tingkat Sintesis adalah kemampuan berpikir yang merupakan kebalikan dari proses berpikir analisis. Sintesis merupakan proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau membentuk pola baru.  Tingkat evaluasi adalah kemampuan peserta untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide.

Contoh Kata kerja operasional Ranah Kognitif.

Pengetahuan

Pemahaman

Penerapan

Analisis

Sintesis

Evaluasi

menjelaskan menyebutkan menunjukkan mengulang

menugaskan menerapkan menggunakan

menugaskan menerapkan menggunakan

menganalisis mendiagnosis menemukan menegaskan

mengabstraksi mengkombinasi menciptakan merekonstruksi menggabungkan

membandingkanmenilai membuktikan

  1. Ranah afektif  (Tidak dikaji dalam TOT ini, untuk pengayaan peserta)

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Menurut Krathwohl  ditaksonomi menjadi lima jenjang yaitu : Receiving (menerima), Responding (Menanggapi), valuing (menghargai), organization (mengatur), characterization by a value or value complex ( karakterisasi dengan suatu nilai).

Kata kerja operasional dalam ranah afektif sebagai berikut:

Menerima

Menanggapi

menilai

Mengatur/

Mengelola

menghayati

Memilih

Mempertanyakan Mengikuti

Dll

Menjawab

Membantu

Menyetujui

Menyambut

Dll

Melengkapi

Meyakinkan

Mengimani

Mengusulkan

Dll

Menganut

Mengubah

Mengelola

Dll

Mengubah perilaku

Melayani

Menunjukkan

 

  1. Ranah Psikomotor (tidak dikaji dalam TOT ini, untuk pengayaan peseta )

Ranah Psikomotor adalah adalah ranah yang berkaitan dengan ketrampilan (skill). Kata kerja operasional dalam ranah afektif dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut : 

Peniruan

Manipulasi

artikulasi

pengalamiahan

Mengaktifkan

Menyesuaikan

Menggabungkan

Dll

Mengoreksi

Mendemontrasikan

Merancang

Melatih

Dll

Mengalihkan

Menggantikan

Mengirim

Memproduksi

Dll

Mempertajam

Membentuk

Menjeniskan

Menggunakan

Dll

3. Langkah-langkah Teknik Penulisan Butir Soal

Sebelum menentukan teknik dan alat penilaian, penulis soal perlu menetapkan terlebig dahulu tujuan penelian dan kompetensi dasar yang hendak diukur.  Adapun proses penentuannya secara lengkap dapat dilihat pada bagan berikut ini

TEKNIK PENULISAN BUTIR SOAL

1.Menyusun Kartu Soal

Setelah pengembangan kisi-kisi disusun tahap selanjutnya adalah menulis butir soal seperti dalam kartu soal. Format kartu soal disajikan seperti pada tabel berikut.

Tabel 4. 6 Contoh Format  Pengembangan Kartu Soal

Kartu Soal PilihanGanda

Jenis sekolah    : SMA/SMK                            Alokasi Waktu : 5’

Mata Pelajaran: Matematika                            Penyusun                       : Iwan J

Kelas               : …

 

SKi:

 

No Soal: 1

 

Buku Sumber: …

Kompensi yang diujikan:

Rumusan butiran soal:

 

 

Materi:

Ranah Kognitif: Aplikasi (c3)

Indikator :

Keterangan Soal

–          …

–          …

–          …

–          …

Format ini selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam membuat kartu soal.

  1. Contoh-contoh

Berikut contoh soal- pilihan ganda.

 

Contoh 1:

Jika f(x) dibagi dengan (x-2) sisanya 24, sedangkan jika f(x) dibagi dengan (2x-3) sisanya 20, jika f(x) dibagi dengan (x-2)(2x-3) sisanya adalah …

  1. 8x + 8
  2. 8x – 8
  3. -8x + 8
  4. -8x – 8
  5. -8x + 6

 

Jika dilihat dari kaidah penulisan soal, bagaimana menurut pendapat Saudara tentang contoh soal no 1?

 

Contoh 2:

Dari suatu barisan aritmetika, suku ketiga adalah 36, jumlah suku kelima dan ketujuh adalah 114. Jumlah sepuluh suku pertama dari deret tersebut adalah …

  1. 840
  2. 660
  3. 640
  4. 630
  5. 315

Menurut Saudara apakah soal ini telah memenuhi kaidah penulisan soal? Tolong diperiksa?

 

Contoh 3:

Suatu hari Amir membeli 4 buku tulis dan 2 pena (merek sama) di koperasi sekolah, total belanjaanya Rp 7.000,- Pada hari yang lain Tuti membeli buku tulis dan pena merek sama dengan yang dibeli Amir. Ia membeli 3 buku tulis dan 3 pena, total belajaannya Rp 6.900. Sistem persamaan linear dua variabel yang sesuai dengan masalah tersebut adalah …

a.                                       b.

c.                                       d.

Bagiamana menurut pendapat Saudara terhadap contoh soal di atas, jika dilihat dari kaidah penulisan soal pilihan ganda untuk siswa SMA/SMK?

 

Contoh 3:

Diketahui segitiga ABC dengan panjang sisi AB, AC, dan BC berturut-turut adalah x, y, dan 3x cm. Jika panjang sisi AC 3 cm lebih pendek dari sisi BC dan keliling segitiga sama dengan 25 cm, maka nilai x  dan y berturut-turut adalah …

a.  4 cm dan 9 cm

b.  3 cm dan 9 cm

c.  4 cm dan 8 cm

d. 3 cm dan 9 cm

e. Tidak ada yang benar

Bagaimana pendapat saudara, tentang soal di atas, jika dilihat dari kaidah penulisan soal?

(Contoh-contoh yang lain akan disajikan pada saat kegiatan TOT)

 

 

  1. Penutup

Pada kegiatan ini, peserta pelatihan diharapkan menghasilkan produk berupa soal-soal prediksi UN mata pelajaran matematika SMA.

 

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2008. Assessment Berbaisis Kelas. Jakarta: badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas

Departemen Agama. 2009. Pedoman Penyusunan Kisi-Kisi Soal dan Penyusunan Butir Soal. Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Pusat tenaga Teknis keagamaan

 

Dikirim ke: Email : sabatwuryaniwuryani@yahoo.co.id

 


Email:

rppguswur@gmail.com

Belajar Inggris

BelajarInggris.Net 250x250

Blog Stats

  • 5,087,421 hits

Pengunjung

free counters

blogstat

Alexa Certified Site Stats for www.aguswuryanto.wordpress.com

Incoming traffic

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 241 other subscribers